Redha Allah adalah apabila kita menerima segala ketentuan-Nya dengan kesabaran, keikhlasan, dan keyakinan bahawa yang terjadi adalah kehendak-Nya. Bagi setiap Muslim, Redha Allah adalah pengabdian diri yang diharapkan. Allah berfirman, bahawa tidak ada yang lebih baik daripada orang yang redha dengan takdir-Nya. Redha bukan berarti kita hanya pasrah tanpa berusaha, tetapi dengan usaha gigih dan bertawakal kepada Allah.
Misalnya Nabi Ibrahim AS, yang rela menyembelih putranya Nabi Ismail AS sebagai ujian kesetiaan, tetapi Allah menggantikan dengan kibas sebagai tanda kesetiaan Ibrahim. Ia menunjukkan kesungguhan dan ketaatannya kepada Allah dengan ikhlas, dan ini adalah bentuk Redha Allah sebagai ganjaran atas kesetiaannya.
Redha Allah tidak berarti hidup kita selalu bahagia dan dimudahkan. Kadang kita akan diuji dengan kesulitan dan penderitaan. Namun, dengan Redha Allah, kita bisa menemukan ketenangan di tengah-tengah kesulitan itu.
Untuk mencapai Redha Allah, penting untuk hidup dengan kesadaran, beriktikad baik, berbuat kebajikan, dan menghindari maksiat. Redha Allah juga bisa dicapai dengan mengikuti ajaran-Nya dan menjalankan sunnah Rasulullah SAW. Berpegang teguh pada iman, taqwa, dan menerima ketentuan Allah dengan hati yang lapang adalah kunci menuju Redha-Nya.
Mari kita jalin ikatan hati dan jiwa dengan Allah melalui Redha-Nya. Ketika kita menerima segala ketentuan-Nya dengan ikhlas, hidup akan lebih bermakna, dan kita akan mencapai kedamaian yang sejati. Redha Allah membawa nikmat yang tiada tara, dan itulah kebahagiaan sejati yang kita cari dalam hidup ini. Dengan Redha Allah, kita bisa meraih ketenangan dan kedamaian dalam segala aspek hidup kita.
Filled Under :
*Kami mempunyai hak untuk memadamkan komen yang menyentuh sensitiviti/tidak bersesuaian.